THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Saturday 16 May 2015

It's My Story, so What's Yours?

Cerpen ini mengandung unsur psikopat dan 19+. Jangan anggap penulis memiliki penyakit kejiwaan sama seperti tokoh cerita. Ini dibuat hanya untuk mengikuti perlombaan. Dan Puji Tuhan, penulis menang. Lets read!


‪#‎WTN_Event_1‬

“Hans, bisakah kau mencari pekerjaan lain?” tanya Mein pelan, ia sedikit khawatir dengan pekerjaan yang dilakukan kekasihnya saat ini.
Seperti biasa, Hans hanya menanggapi dengan senyuman di bibir tanpa kalimat tanggapan apa pun. Sering sekali Mein menanyakan tentang itu. Seingat Hans, ini sudah yang kelima kalinya, padahal masih pagi. Belum ada dua jam sejak mereka bertemu di gerbang kampus.
“Aku membutuhkan uang Mein, uang. Jika aku membuang kesempatan ini, dari mana aku mendapatkan uang untuk kehidupanku? Untuk keluargaku?” Hans mengelus lengan Mein, berharap agar kekasihnya tak mengkhawatirkannya lagi. “please, trust me! I’ll safe honey.” Dia mengecup tangan Mein, lalu meninggalkan Mein sendirian terpaku dengan keyakinan Hans akan pekerjaannya itu.
Mein tak habis pikir kenapa kekasihnya mau bergabung untuk menculik dan mengambil organ tubuh manusia untuk diperjualbelikan di pasar gelap. Ya, hal seperti ini bukan hal baru. Tapi Mein tak habis pikir jika pekerjaan itu dilakukan oleh orang yang dia cintai. Mein hanya bisa menitikkan air mata berharap Hans tak melakukan pekerjaan mengerikan itu lagi.

*****

”Toloooong.. toloooooooooonggg. Ampun jangan bunuh saya” terdengar teriakan seorang gadis di kegelapan malam yang mulai tertelan deru air hujan.
“Diamlah kau nona manis!” ucap Seorang pria sambil mengeluarkan sebilah pisau. Dijilatnya pisau itu sambil matanya menatap dengan tajam. “Sebentar lagi darahmu akan menetes disini.”
Tiba-tiba gadis itu mencoba untuk kabur, dengan cepat pria tersebut langsung menarik kaki gadis itu dan menancapkan pisau di kakinya. Perlahan dia menyayat kaki yang indah tersebut, gadis itu menjerit kesakitan. Tak dapat dibayangkan sebelumnya jika nasibnya menyedihkan seperti ini. Pria itu memukul dengan keras kepala gadis itu, berharap gadis itu pingsan tapi ternyata gadis itu masih sadar dan hanya dapat menekan wajahnya ke tanah untuk menahan rasa sakit.
“Aku tak ingin membuatmu seperti ini. Tapi kau memaksaku dengan tingkahmu gadis tolol. Hei kau anak baru, kenapa hanya melihat saja? Kau mau hidupmu sepertinya? Bantu aku cepat! Atau kau akan berakhir seperti ini.”
“B..baa.. baaiikkk” Seorang yang lain yang sedari tadi hanya membeku menyaksikan penyiksaan yang biasa dia lihat di film mulai membantu rekannya untuk menyelesaikan pekerjaan. Dia mulai melucuti pakaian gadis itu agar memudahkan pekerjaannya. Sejenak dia menatap, dia teringat oleh seseorang yang dicintainya, Mein, ya gadis itu adalah gadis yang sudah mengingatkannya untuk berhenti dari pekerjaannya sekarang dan pria itu adalah Hans. Tapi dorongan finansial membuatnya melupakan urusan cinta. Perlahan dia mulai menempelkan pisau di bagian belakang tubuh gadis itu.
“Aaarrrrrgggghhhh” gadis itu teriak lebih kencang dari sebelumnya. Terlukiskan betapa sakitnya pisau yang mencoba menembus tubuhnya.
“Hei anak baru jangan sampai kau merusak ginjalnya. Lakukan sesuai yang diajarkan padamu atau ginjalmu yang menjadi gantinya.”
Sesenti demi sesenti pisau itu semakin membuat sayatan indah di tubuh mulus gadis itu. Darahnya mengucur dengan deras. Tubuh putihnya kini berubah menjadi merah. Ntah mengapa Hans yang awalnya masih ragu, malah terpacu adrenalinnya untuk melakukan itu lebih kasar. Sekarang gadis itu sudah tak bernyawa. Organ tubuhnya sudah diambil semua. Hans melihat gadis itu, “Cantik juga” batinnya.
Matanya mulai melihat lebih dekat wajah gadis itu. “Ooohh bibir itu. Dapatkah aku memilikinya?” Perlahan hans mulai mendekatkan bibirnya ke bibir gadis itu. Sangat sangat perlahan.
“Hei bodoh. Kau berfikir untuk mencium mayat itu dan kemudian bercinta dengannya? Jangan bermimpi! Ayo lekas angkut dia, jika tidak maka kau akan bertemu dengannya di neraka!” ujar orang yang tak lain adalah bossnya bernama Ferry. Dia orang yang kasar sehingga melakukan pekerjaan ini adalah hal mudah baginya.
Lambat laun Hans mulai mencintai pekerjaannya. Dia bisa mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat dan pastinya dia bisa mencukupi segala kebu

0 comments:

Yoolasch

Followers